Senin, 07 Juni 2010

Pertamina Usul Elpiji Naik Rp 1.000

PT Pertamina mengusulkan kenaikan harga elpiji non-subsidi sebesar Rp 1.000 per kilogram per Juni 2010. Dengan kenaikan itu, kerugian perusahaan negara tersebut akan berkurang Rp 655 miliar menjadi Rp 2,55 triliun pada tahun ini.

Hal ini disampaikan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PE Pertamina Ferederick ST Siahaan dalam rapat kerja Komisi VII yang juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, Senin (7/6/2010) di Jakarta.

Kerugian bisnis elpiji non-subsidi terjadi karena harga jual produk tak sebanding peningkatan harga bahan baku. Pada tahun 2009, dengan harga CP Aramco 515 dollar AS per metrik ton (MT), kerugian bisnis elpiji non-PSO Rp 2,3 triliun. Pada tahun ini, rata-rata harga CP Aramco 725 dollar AS per MT. Adapun kerugian bisnis elpiji non-subsidi Rp 3,2 triliun.

Di sisi lain, Pertamina selaku perseroan terbatas dituntut untuk tidak merugi. "Penggunaan elpiji non-subsidi mayoritas masyarakat kelas menengah atas yang tidak sensitif terhadap harga," kata dia.

Realitasnya, sudah ada kenaikan harga elpiji di masyarakat. Keuntungannya dinikmati spekulan (harga elpiji 12 kg resmi eks agen Rp 70.200 per tabung dijual di pasaran Rp 75.000 sampai Rp 80.000 per tabung).

Persetujuan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun 2009 menunjukkan bahwa elpiji non-subsidi bisa dinaikkan secara bertahap untuk mencapai harga keekonomian. Dengan kenaikan harga elpiji non-subsidi Rp 1.000 per kg per Juni 2010, prognosa kerugian Pertamina akan berkurang Rp 655 miliar jadi Rp 2,55 triliun pada tahun 2010.

"Di sisi lain, kenaikan harga ini akan menambah kegiatan pengoplosan elpiji yang memperbesar peluang terjadinya insiden," ujarnya.

Menurut data yang ada, total permintaan elpiji tahun ini 4,26 juta metrik ton. Rinciannya, permintaan elpiji bersubsidi 3 juta MT dan harga Rp 3.464 per kilogram, sedangkan permintaan elpiji non-subsidi 1,26 juta MT dengan harga Rp 4.912 per kg.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/07/18231258/Pertamina.Usul.Elpiji.Naik.Rp.1.000

Bunga Naik, BI Masih Anggap Stabil

Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa kondisi likuiditas di sistem keuangan dan perbankan sampai kini masih cukup longgar dan aman, tetapi fakta di lapangan menunjukkan kebalikannya. Situasi likuiditas di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) baik rupiah maupun valuta asing dalam satu bulan terakhir mulai mengalami sedikit kontraksi alias pengetatan.

Mengutip data Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia (PIPU), bunga overnight PUAB rupiah rentang waktu 7 Mei 2010 hingga 4 Juni 2010 naik 1,08 persen. Sedangkan tingkat bunga rata-rata keseluruhan (seluruh tenor) kenaikannya mencapai 1,33 persen.

Kondisi likuiditas valas lebih tinggi lagi kontraksinya. bunga PUAB valas tenor overnight naik sebesar 66,63 persen. Pada 7 Mei 2010 lalu, bunganya masih di level 0,12982 persen, namun pada 4 Juni 2010, tingkat bunganya sudah mencapai 0,21632 persen. Sedangkan bunga keseluruhan PUAB valas untuk berbagai tenor tercatat naik 73,56 persen yakni dari 0,14176 persen menjadi 0,24605 persen.

Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah, pergerakan suku bunga PUAB ini masih stabil. "Masih stabil, sejalan dengan BI rate," katanya hari ini (7/6/2010).

Kepala Tresuri Bank ANZ Panin Willing Bolung menjelaskan, kenaikan bunga PUAB baik untuk rupiah maupun valas masih merupakan imbas dari mengalir keluarnya dana asing di pasar keuangan baik dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pasar obligasi, sampai pasar saham. "Gejala ini sementara saja, imbas dari keluarnya asing dari SBI beberapa pekan ini," katanya.

Likuiditas valas misalnya, tingkat bunga sebulan lalu lebih rendah terdorong aliran dollar dari luar negeri di pasar finansial. Dus, ketersediaan dollar di pasar pun melimpah. Ketika kini asing angkat kaki, otomatis dollar di pasar pun jadi seret. "Hukum supply-demand saja, saat ketersediaan sedikit sedangkan demand masih besar maka harganya naik,
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/07/1913057/Bunga.Naik..BI.Masih.Anggap.Stabil

Mogok, Pabrik Hyundai di India Berhenti Produksi

Hyundai, pabrikan mobil terbesar di Korea Selatan, sedang pusing. Pasalnya, saat ini aktivitas produksi di India harus berhenti karena aksi mogok yang dilakukan para pekerja mereka. Sampai-sampai, Hyundai harus minta bantuan pemerintah setempat untuk menengahi situasi ini.

Pihak Hyundai India menyatakan, aksi mogok merupakan aksi solidaritas mendesak pihak manajemen untuk kembali mempekerjakan sejumlah karyawan yang pernah dipecat karena dianggap melanggar aturan. Pasalnya, pihak pekerja menganggap proses penilaian masih berlangsung dan belum diputuskan.

Aksi mogok dilakukan sekitar 150 pekerja dan memaksa Hyundai Motor India membekukan aksi produksi. Akibatnya, sekitar 2.200 unit tak bisa dipenuhi sehingga perusahaan ini mengalami kerugian terbesar.

"Pihak manajemen tengah mencari dukungan pemerintah dan merangkul serikat pekerja untuk menemukan titik tengah bersama," ujar pihak Hyundai seperti dilansir automotivenewseurope.com, Senin (7/6/2010).

Sebagai gambaran, Hyundai saat ini menduduki posisi runner up di bawah Maruti Suzuki untuk pasar mobil India. Selain untuk pasar India, produk Hyundai ini juga diekspor ke seluruh dunia. Jumlah pekerja yang aktif di Hyundai India mencapai 10.000 orang.
sumber: http://otomotif.kompas.com/read/2010/06/08/11242089/Mogok..Pabrik.Hyundai.di.India.Berhenti.Produksi-5

ASDP Targetkan Keuntungan Rp 108 Miliar

PT ASDP Indonesia Ferry menargetkan keuntungan bersih tahun ini bisa mencapai Rp 108 miliar. Hingga akhir April 2010 lalu, perusahaan penyeberangan ini mengantungi keuntungan bersih Rp 30,4 miliar.

Dirut ASDP, Bambang Bhakti mengatakan, proyeksi keuntungan tersebut akan naik besar, karena pada 2009 lalu keuntungannya hanya mencapai Rp 61,5 miliar. "Target tahun ini, keuntungan bersih sebesar Rp 108 miliar, jadi kita harus melakukan kerja keras tahun ini," kata Bambang di Jakarta, Senin (7/6/2010).

Dari keuntungan tersebut, jelasnya, akan diperoleh dari pendapatan usaha yang diproyeksikan akan meningkat drastis menjadi Rp 1,1 triliun atau naik dibanding 2009 yang sebesar Rp 884 miliar.

Target tersebut, jelasnya, diharapkan bisa tercapai. Selama Januari-April saja bisa mencapai pendapatan Rp 268 miliar. Pencapaian tertinggi diprediksi bakal tercapai pada masa liburan dan Lebaran 2010 yang akan terjadi hingga akhir tahun.

Sementara untuk armada, ASDP menargetkan bakal menambah kapal hingga menjadi sebanyak 107 unit, termasuk 53 unit kapal perintis. "Dalam waktu dekat ini kita akan terima enam kapal perintis hibah dari Kementerian Perhubungan, sedangkan yang sedang dibuat sebanyak delapan unit
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/07/16493952/ASDP.Targetkan.Keuntungan.Rp.108.Miliar

Akhirnya, 4 Sukarelawan Indonesia Tiba

MISI KEMANUSIAAN GAZA

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga orang sukarelawan Indonesia dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa), yaitu H Ferry Nur, Muhendri Muchtar, dan Hardjito Warno, serta satu orang jurnalis TV One, Muhammad Yasin, tiba kembali di Tanah Air melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta, Senin (7/6/2010) pukul 15.55.

Keempat sukarelawan itu disambut Dirjen Perlindungan WNI dan BHI Teguh Wardoyo. Di luar pintu kedatangan, puluhan sukarelawan Kispa tampak menyambut. Sejumlah spanduk juga dibentangkan menyambut kedatangan mereka.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/06/07/15554623/Akhirnya..4.Sukarelawan.Indonesia.Tiba

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Kayu

Penyelundupan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai RI berhasil mencegah penyelundupan kayu hasil illegal logging di Terminal Peti Kemas, Tanjung Priok, Jakarta. Hasil pencegahan ini disampaikan Dirjen Bea dan Cukai, Thomas Sugijata, di Jakarta, Jumat (4/6/2010).

JAKARTA, KOMPAS.com — Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, berhasil mencegah penyelundupan kayu hasil illegal logging. Para penyelundup berusaha mengelabui petugas dengan mengatakan barang yang ada di dalam kontainer adalah kertas antiminyak.

"Penangkapan kayu ilegal ini karena ada ketidaksesuaian pemberitahuan ekspor barang (PEB) dengan isi kontainer," ungkap Dirjen Bea dan Cukai Thomas Sugijata, Jumat (4/6/2010), di Tanjung Priok.

Eksportir, PT MU/PPJK PT LTK, dalam dokumen PEB menyebutkan empat kontainer ukuran 20 feet memuat barang berupa greaseproof paper in rectangular (kertas antiminyak). Namun, pada kenyataannya, hasil pemeriksaan bersama petugas Badan Revitalisasi Industri Kayu mendapatkan sekitar 15 meter kubik kayu log eboni, 16 meter kubik kayu eboni gergajian, 30 meter kubik kayu log sonokeling, dan 2,5 meter kubik kayu sonokeling gergajian.

"Kayu tersebut berada dalam kategori ekspor yang dibatasi karena kedua jenis kayu ini merupakan kayu langka," ungkap Thomas.

Menurut Thomas, pelaku mengakali pemerintah dengan mengaku kertas antiminyak agar tidak harus memperoleh izin dari pihak Kehutanan. "Karena bisa saja itu kayu dilarang diekspor," ujarnya.

Upaya ekspor kayu log ilegal ini melanggar Pasal 103 Huruf (a) UU Nomor 17 Tahun 2006 dengan ancaman pidana penjara 2-8 tahun dan atau denda Rp 100 juta-Rp 5 miliar. Hingga kini, empat kontainer tersebut masih disita pihak Bea dan Cukai RI di terminal peti kemas Tanjung Priok

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/04/12544877/Bea.Cukai.Gagalkan.Penyelundupan.Kayu

Inilah Isi RUU Mata Uang

Diajukan DPR

JAKARTA, KOMPAS.com — DPR RI mengajukan RUU Mata Uang sesuai Pasal 23 UUD 1945 yang mengamanatkan macam dan harga uang ditentukan dalam Undang-undang.

Wakil Ketua Komisi XI Sohibul Iman saat ditemui seusai rapat kerja dengan pemerintah di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/6/2010), mengatakan bahwa RUU Mata Uang tersebut akan terdiri 12 bab dengan 45 pasal.

Ia menjelaskan, pada bab pertama RUU tersebut akan dijelaskan mengenai ketentuan umum yang memuat tentang definisi mata uang.

Kemudian, bab kedua terdiri dari dua bagian, yaitu mengenai macam uang dan harga uang rupiah. Bab ketiga, berisi penjelasan mengenai ciri-ciri, desain, tanda pengaman, dan bahan yang akan digunakan pada uang rupiah.

Bab keempat akan ada penjelasan tentang perencanaan, pencetakan, pengedaran, pencabutan, penarikan, dan pemusnahan. Adapun pada bab kelima diatur tentang kewajiban menggunakan uang rupiah pada setiap transaksi.

Pada bab keenam dijelaskan mengenai ketentuan penukaran uang dan kriteria uang hingga lembaga yang layak melakukan penukaran.

Bab ketujuh dijelaskan mengenai larangan menolak menggunakan uang rupiah, meniru, merusak, melakukan perubahan terhadap uang rupiah, hingga hal yang berkaitan dengan pemalsuan uang rupiah.

Bab kedelapan mengenai penanganan uang palsu, sedangkan bab kesembilan berisi pemaparan tentang pemeriksaan tindak pidana uang rupiah.

Bab kesepuluh mengatur tentang ketentuan pidana berkenaan dengan pelanggaran ketentuan uang rupiah sebagai legal tender serta ancaman pidana terhadap pegawai BI dan pihak lain yang melakukan tindak pidana.

Bab kesebelas mengenai ketentuan peralihan yang mengatur mengenai tetap berlakunya uang kertas dan logam yang dilakukan oleh BI sebelum berlakunya UU tentang mata uang. Ada pula peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan mata uang masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau peraturan yang baru.

Adapun bab terakhir (12) berisi mengenai mulai berlakunya undang-undang tentang mata uang yang juga mengatur mengenai ketentuan yang mencabut beberapa pasal yang akan mengatur tentang mata uang.

Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo, dalam menanggapi usulan RUU tersebut, mengatakan akan mempelajari dan akan memberikan jawaban pada Rabu (9/6/2010). "Pemerintah akan kembali menyampaikan jawaban pada 9 juni. Dalam forum itu, hal ini diharapkan dapat dilakukan dalam tindak lanjut yang produktif," ujar Menkeu.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/07/15373586/Inilah.Isi.RUU.Mata.Uang

Turun Tajam, Rupiah Dekati 9.300

- Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (7/6/2010) sore turun tajam 120 poin (Pkl 15.20), karena derasnya aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar yang dalam beberapa poin lagi mencapai angka Rp 9.300 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun menjadi Rp 9.295-Rp 9.305 per dollar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp 9.175-Rp 9.185 per dollar AS atau turun 120 poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar menjelang akhir penutupan pasar cenderung makin aktif melepas rupiah sehingga posisinya mendekati Rp 9.300 per dollar AS. "Kami memperkirakan rupiah akan dapat menembus angka Rp 9.300 per dollar, karena kekhawatiran pelaku pasar terutama asing atas krisis keuangan Eropa makin besar, karena sudah merembet ke negara Hongaria," katanya.

Apabila krisis itu makin memuncak, menurut Kostaman Thayib maka rupiah diperkirakan akan makin terpuruk karena Euro sudah berada di level 1,190 per dollar AS merupakan pertama kali euro mencapai itu. "Kami memperkirakan masalah krisis keuangan Eropa akan berakibat buruk bagi pergerakan rupiah dapat menyentuh level Rp 9.000 per dollar AS," ucapnya.

Rupiah, menurut Kostaman Thayib, sempat terpuruk hingga mendekati angka Rp 9.400 per dollar AS, dan apabila krisis Eropa masih terjadi maka kemungkinan akan dapat meliwati angka Rp 9.400 per dollar AS. "Kami memperkirakan Bank Indonesia akan turun ke pasar melakukan intervensi apabila BI tidak menginginkan rupiah terpuruk lebih jauh, " ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah masih diselimuti "awan mendung "yang berlanjut, sekalipun Bank Indonesia masuk pasar melakukan intervensi, namun apabila tekanan negatif makin kuat, biasanya BI untuk sementara membiarkan rupiah mengikuti kehendak pasar. "Apabila dollar AS di pasar regional saat ini sedang menguat, karena pelaku asing menilai memegang dollar lebih aman ketimbang mata uang lainnya," katanya.

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/07/15280987/Turun.Tajam..Rupiah.Dekati.9.300

Kamis, 03 Juni 2010

Rupiah Pagi Menguat

Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (3/6/2010) pagi, menguat hingga di bawah angka Rp 9.200 per dollar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik menjadi Rp 9.190-Rp 9.200 per dollar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 9.205-Rp 9.215 atau menguat 15 poin.

Direktur Currency Management Board, Farial Anwar di Jakarta. mengatakan, rupiah menguat karena para investor asing mulai kembali melirik pasar Asia, khususnya Indonesia, yang dinilai merupakan pasar investasi yang lebih baik ketimbang pasar lainnya.

"Karena itu, pelaku pasar lokal maupun asing mencoba untuk membeli rupiah, meski dollar AS menguat di pasar regional, akibat kekhawatiran pelaku terhadap masalah baru Eropa mengenai perbankan
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/03/10422427/Rupiah.Pagi.Menguat

Wall Street Dorong Harga Minyak

Harga minyak sedikit lebih tinggi pada Rabu (2/6/2010) waktu setempat di New York pada perdagangan yang berombak, terangkat oleh kenaikan saham di Wall Street.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, naik 28 sen menjadi ditutup pada 72,86 dollar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent untuk penyerahan Juli berakhir 1,04 dollar AS lebih tinggi pada 73,75 dollar AS.

"Perdagangan gelisah (di pasar minyak) sekarang ada di sini karena kami terus mengikuti jalan pasar-pasar yang lebih luas dan ayunan dalam sentimen risiko global," kata analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.

Dibuka sedikit menurun, pasar minyak berjangka New York cepat pulih dari kerugian, kemudian menghabiskan sisa sesi perdagangan dengan berubah-ubah.

Harga minyak memperoleh dukungan dari Wall Street, yang bergerak naik tajam pada paruh kedua sesi. "Minyak adalah yang paling berhubungan erat dengan pasar ekuitas di antara komoditas," kata Ellis Eckland, seorang analis independen. "Ekuitas yang lebih tinggi berarti lebih tertarik pada aset berisiko, di komoditas, sebuah prospek ekonomi yang lebih baik," katanya.

Namun, lanjut dia, jelas ada uang mengalir keluar dari komoditi di saat kontrak minyak hanya mencatat naik sedikit ketika Wall Street membuat keuntungan yang kuat.

Eckland mengatakan, pasar minyak fokus pada masalah ekonomi makro dan tampaknya mengabaikan perkembangan di Teluk Meksiko mengenai tumpahan minyak.

Phil Flynn dari PFG Best mengatakan, harga minyak telah difokuskan pada masalah lainnya. "Anda tahu, hal-hal sederhana seperti apakah zona euro akan jatuh atau tidak, apakah ekonomi global akan masuk ke dalam ganda double-dip, dan apakah China dapat membawa pemulihan ekonomi seluruh dunia."

Flynn menyatakan, pasar tidak bereaksi karena tidak pernah dihitung dengan pasokan minyak dari rig pengeboran BP. "Pasar telah fokus pada permintaan dan harapan dollar AS yang telah mengembalikan beberapa posisinya terhadap mata uang euro yang terpukul."

Pasar menunggu laporan mingguan persediaan energi Pemerintah AS, negara konsumen energi terbesar dunia. Laporan biasanya diterbitkan pada Rabu, ditunda sehari karena Senin hari libur publik
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/03/08351223/Wall.Street.Dorong.Harga.Minyak

Cadangan Devisa Susut 4 Miliar Dollar AS

Cadangan devisa mengalami penurunan dibandingkan bulan April 2010 yang mencapai posisi tertinggi pada 78,6 miliar dollar AS. Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia cadangan devisa per 31 Mei 2010 tercatat 74,6 miliar dollar AS atau turun 4 miliar dollar AS dibandingkan bulan lalu.

Menurut Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah N.K. Makhijani, posisi tersebut setara dengan pembayaran 5,87 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Disebutkannya, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sendiri tetap mencatat surplus ditengah masih tingginya risiko di pasar keuangan global. Neraca transaksi berjalan mencatat surplus yang relatif besar dengan nilai ekspor yang lebih besar daripada impor.

"Namun surplus neraca transaksi modal dan finansial sedikit menurun akibat arus modal keluar portofolio asing sehubungan dengan sentimen negatif di pasar keuangan global akibat krisis utang Yunani dan kewajiban pembayaran utang luar negeri Pemerintah," jelas dia.

Beberapa waktu lalu Deputi Gubernur BI Hartadi Sarwono menyatakan, cadangan devisa diperkirakan bakal turun karena digunakan untuk menahan nilai tukar agar tidak terus tersungkur akibat gempuran capital outflow.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/03/14475411/Cadangan.Devisa.Susut.4.Miliar.Dollar.AS

Laba Bersih BEI Catat Rekor

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor tertinggi dengan meraih laba bersih sebesar Rp 343,5 miliar pada 2009, naik 47,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 232,4 miliar.

Direktur Utama BEI Ito Warsito dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta Kamis (3/6/2010) mengatakan, BEI terus membangun pondasi pengembangan pasar modal dengan fokus pada peningkatan infrstruktur sistem dan teknologi, kapitalisasi pasar, dan peningkatan likuiditas pasar.

"BEI juga harus mengembangkan kemampuan para anggota bursa untuk bersama-sama mencapai target-target jangka menengah," katanya dengan menambahkan peningkatan likuiditas pasar diusahakan dengan peningkatan peran investor domestik.

Ia menambahkan, BEI juga terus berusaha meningkatkan pembinaan terhadap para anggota bursa untuk meningkatkan standar operasi dan pelayanan terhadap nasabah sehingga investor akan semakin nyaman serta aman berinvestasi di pasar modal.

"BEI memberikan dukungan infrastruktur berkelanjutan untuk anggota bursa senilai Rp 55,1 miliar per tahun selain dukungan peningkatan server untuk peningkatan manajemen resiko anggota bursa senilai Rp 8,78 miliar," ujarnya.

Ia mengatakan, BEI menekankan sisi pembinaan dan menempatkan diri sebagai mitra anggota bursa, namun BEI juga tidak segan-segan bertindak tegas memberikan sanksi terhadap anggota bursa yang mencederai kepercayaan pasar dan investor. "Tahun 2009 kami mensuspensi PT Optima Kharya Capital Securities karena indikasi penggunaan efek milik nasabahnya," ujarnya.

Sementara pendapatan usaha BEI dari perdagangan saham menurun karena menurunnya nilai rata-rata perdagangan harian dari Rp 4,44 triliun pada 2008 menjadi Rp 4,05 triliun pada 2009 atau turun 8,78 persen. "Penurunan tersebut adalah dampak lanjutan krisis ekonomi dunia yang mencapai puncaknya pada triwulan akhir 2008," kata Ito.

RUPST BEI 2010 ini dihadiri 113 pemegang saham atau 97,41 persen dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/03/14320378/Laba.Bersih.BEI.Catat.Rekor-5

Selasa, 01 Juni 2010

Rupiah Tetap Stabil

Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah pada 2011 akan tetap stabil, namun dibandingkan 2010 ada kecenderungan melemah. "BI memprediksi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran 9.200-9.600 dengan kecenderungan bias ke atas," ujar Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (1/6/2010) malam.

Darmin menambahkan dengan prediksi itu, asumsi rata-rata nilai tukar rupiah yang digunakan pemerintah yakni dalam kisaran Rp 9.100 hingga Rp 9.400 per dollar AS masih cukup realistis untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun Anggaran 2011. "Secara umum asumsi pemerintah itu juga masih dalam kisaran proyeksi nilai tukar BI," ujarnya.

Menurut dia, perkembangan harga komoditas internasional pada 2011 akan memengaruhi perkembangan harga domestik yang berbeda dengan 2010. Dalam kondisi itu, kecenderungan kenaikan harga komoditas internasional masih dapat diimbangi oleh kecenderungan nilai tukar. "Untuk itu, dengan prospek nilai tukar cenderung melemah 2011, dampak kenaikan harga komoditas internasional terhadap harga domestik menjadi lebih tinggi," ujarnya.

Sementara, terkait suku bunga SBI 3 bulan, Darmin mengatakan asumsi rata-rata suku bunga SBI 3 bulan pada 2011 dapat mencapai 6,5 hingga 7 persen dan angka itu tidak jauh berbeda dengan perkiraan SBI Pemerintah sebesar 6,3 sampai 6,7 persen.

Ia mengatakan suku bunga rata-rata SBI, telah dilakukan dengan mempertimbangkan prospek ekonomi pada 2011 yang semakin baik diikuti oleh kecenderungan peningkatan tekanan inflasi.

sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/02/01281492/Rupiah.Tetap.Stabil..

Harga Emas Makin Mahal

Harga emas mencapai level tertinggi dua minggu terakhir. Logam mulia ini menjadi harapan para investor yang khawatir terhadap ketidakpastian ekonomi global, seiring permasalahan baru perbankan di Eropa.

Pada perdagangan Selasa (1/6/2010) waktu setempat, di Divisi Comex New York Mercantile Exchange, harga emas pengiriman Agustus melonjak 11,90 dollar AS (1 persen) menjadi 1.226,90 dollar AS per ounce. Posisi ini merupakan level tertinggi sejak 17 Mei. Sedangkan harga emas untuk pengiriman Juni juga menguat 12,60 dollar AS menjadi 1.224,80 dollar AS.

Sementara pada perdagangan di Hongkong Rabu (2/6/2010) pagi, harga emas dibuka naik ke posisi 1.221,30-1.222,30 dollar AS dari penutupan sebelumnya di posisi 1.219,50-1.220,50 dollar AS.

ADapun, di Indonesia, Antam hari ini mematok harga emas batangan di posisi Rp 367.000 per gram, atau naik dibanding kemarin sebesar Rp 365.000 per gram. Untuk diketahui saja, harga ini berlaku untuk setiap pembelian 1.000 gram alias 1 kg emas.

sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/02/10131480/Harga.Emas.Makin.Mahal

Barang Impor China Makin Mengalir Deras

Arus barang asal China makin deras mengalir ke Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, nilai impor produk negeri tembok raksasa ke negara kita terus naik.

Pada April 2010, nilai impor produk China mencapai 1,48 miliar dollar AS, naik 143,2 juta dollar AS ketimbang Maret lalu yang hanya 1,34 miliar dollar AS. Sebaliknya, ekspor kita ke China justru turun 165,2 juta dollar AS, dari 1,09 miliar dollar AS menjadi 929,8 juta dollar AS.

Buntutnya, neraca perdagangan Indonesia-China pada April lalu mengalami defisit sebesar 553,6 juta dollar AS. Sementara untuk Januari hingga April 2010, defisit neraca perdagangan mencapai 1,591 miliar dollar AS. "Defisit dengan China ini mesti diwaspadai," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan, Selasa (1/6/2010).

Ya, serbuan produk-produk asal negeri semiliar penduduk tersebut tak lepas dari pemberlakuan Kesepakatan Perdagangan Bebas alias Free Trade Agreement ASEAN dengan China (ACFTA). Namun, Rusman menyatakan, defisit neraca perdagangan dengan China itu tidak mengkhawatirkan. Soalnya, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia masih mencetak surplus. Misalnya, dengan Amerika Serikat, surplus sebanyak 306,8 juta dollar AS pada April lalu, sedangkan sepanjang Januari-April 2010 surplus 1,06 miliar dollar AS.

Begitu juga dengan Korea Selatan dan Taiwan. Dengan Korea Selatan, neraca perdagangan kita surplus sebesar 141,4 juta dollar AS selama April lalu. Adapun dengan Taiwan surplus 49,6 juta dollar AS.

Rusman menambahkan, pada April 2010, nilai impor Indonesia mencapai 11,53 miliar dollar AS atau naik 71,98 persen dibandingkan dengan April 2009. "Ini menunjukkan gairah kegiatan ekonomi dalam negeri menggeliat," katanya.

Ekspor Turun

Berbeda dengan angka impor yang pada April lalu naik sebesar 5,12 persen jadi 11,53 miliar dollar AS ketimbang Maret sebelumnya, nilai ekspor Indonesia justru turun sebesar 5,66 persen menjadi 12,05 miliar dollar AS. Namun, kalau dibandingkan dengan April tahun lalu, nilai ekspor kita meningkat 42,56 persen. Jepang masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, walaupun terjadi penurunan ekspor pada April 2010, nilai rata-rata bulanan ekspor tahun ini masih lebih tinggi ketimbang tahun lalu. "Penurunan tersebut bukan karena krisis utang yang melanda sejumlah negara Eropa, tetapi krisis Eropa tetap harus kita waspadai,"
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/02/11053269/Barang.Impor.China.Makin.Mengalir.Deras

Indonesia Non-Oil/Non-Gas Exports May Surpass Target

Trade Minister Mari Elka Pangestu predicts Indonesia’s non-oil/non-gas export growth in 2010 would reach 8 to 9 percent or higher than the target of 7 - 8.5 percent.

"The export growth target for 2010 is between 7 and 8.5 percent but the trend now is 9 percent. We are still within the trend or above it. The growth is flat but we are optimistic it will grow 8 to 9 percent this year," she said to newsmen here on Tuesday.

She said although non-oil/non-gas export performance in April dropped 7.13 percent in volume, the value remained high, namely US$9.85 billion. The monthly average value of non-oil/non-gas exports in 2010 so far was around US$10 billion, she said.

"The monthly average export value this year is higher than in 2008. It is up by around 37 percent," she said.

She said exports in April dropped because demand from destination countries declined due in part to seasonal factors.

"The month-on- month drop in exports does not reflect the year-long trend. Periodically the growth from January to April is more sustainable," she said.

The minister said the dominance of 10 prime non-oil/non-gas export products was declining while exports of other products were rising. The 10 prime export products are coffee, shrimp, textiles and textile products, footwear, automotive and electronic products, cacao, palmoil, forestry products, rubber and rubber products.

The export performance of the 10 prime products has been restored after being affected by crisis. She referrred to exports of rubber and rubber products which in the first three months this year rose 110 percent compared to the same period last year.

"Export of footwear and textiles grew respectively at 19.4 percent and 18 percent," she said.

The growth in exports of footwear, she said, reflected the success of relocation of footwear plants from China and Vietnam and continued orders from principal companies.
sumber: http://english.kompas.com/read/2010/06/02/10552143/Indonesia.Non-OilNon-Gas.Exports.May.Surpass.Target-5