Senin, 30 Mei 2011

Peta Perekonomian Kota Sorong

SORONG berasal dari kata SOREN.
SOREN dalam bahasa Biak Numfor yang berarti laut yang dalam dan bergelombang.
Kata SOREN digunakan pertama kali oleh suku Biak Numfor yang berlayar pada
zaman dahulu dengan perahu-perahu layar dari satu pulau ke pulau lain hingga tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat.
Suku biak Numfor inilah yang memberi nama "Daratan Maladum" dengan sebutan SOREN yang kemudian dilafalkan oleh
para pedagang Thionghoa, Misionaris clad Eropa, Maluku dan Sanger Talaut dengan sebutan SORONG.

Visi & Misi Kota Sorong

1. Visi

Untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Masyarakat secara internal maupun external suatu daerah otonom sehingga berkembang adalah visi dan misi sebagai penentu arah dan kebijakan pembangunan berdasarkan potensi daerah/kondisi objektif yaitu:

a. Aspek geografi, Kota Sorong berada pada posisi yang sangat strategis dan merupakan pintu gerbang di wilayah Papua Barat.
b. Aspek Demografi, Penduduk Kota Sorong bersifat Heterogen.
c. Aspek ekonomi,Kota Sorong sebagai kota perdagangan dan Industri.

Ketiga Aspek ini cukup dominan sehingga dirumuskan visi yaitu:
" Terwujudnya Masyarakat Kota Sorong yang setara, Bersahabat dan Dinamis.
Setara artinya : Sebagai warga kota Sorong mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama walaupun berbeda Suku, Budaya dan Agama.
Bersahabat artinya : Antara warga masyarakat terjalin dinamika kehidupan bersama yang harmonis, Saling menghargai dan saling menghormati dan cinta damai.
Dinamis artinya : Masyarakat kota tidak bersifat statis sebagai obyek pembangunan tetapi masyarakat juga harus berperan aktif sebagai subyek pembangunan. Berdaya saing, berwawasan lingkungan yang berkelanjutan sehingga tercipta kesejahteraan lahir batin

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan visi diatas, maka perlu ditempuh langkah kongkrit yang tergambar pada misi yang menjadi sasaran bagi segala bentuk kegiatan yang akan di laksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat selama lima tahun kedepan adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan sistem pemerintahaan yang akuntabel demi terselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik.
b. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang harmonis dan meningkatkan pola pikir masyarakat.
c. Meningkatkan perekonomian dan jasa di Kota Sorong.
d. Meningkatkan perkembangan Koperasi UKM dan penanaman investasi daerah.
e. Mewujudkan penataan lingkungan Kota Sorong yang bersih, nyaman dan berkelanjutan.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Kota Sorong.
g. Meningkatkan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan.
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluarga.
i. Meningkatkan Infrastruktur dan tata ruang kota Sorong yang memadai.



Letak Geografis

Kota Sorong terletak pada posisi koordinat 131°51׳ (seratus tigapuluh satu derajad limapuluh satu menit) Bujur Timur dan 0°54׳ (nol derajad limapuluh empat menit) Lintang Selatan Seluas 1,105 Km², dengan ketinggian 3 meter dari permukaan laut.

Topografi

Keadaan karakteristik wilayah Kota Sorong sangat bervariasi terdiri dari pegunungan, lereng, bukit-bukit dan sebagian adalah daratan rendah, Sebelah timur dikelilingi hutan lebat yang merupakan hutan lindung dan hutan wisata.

Keadan Geologi Kota Sorong terdapat hamparan Galian C seperti batu gunung, batu kali, Sirtu, PAsir, Tanah Urug dan Kerikil. Keadan permukaan kota Sorong yang terdiri gunung, bukit-bukit dan daratan yang rendah ditandai dengan jurang dan wilayah ini dialiri sungai sedang, kecil seperti sungai Rufei, sungai Klabala, sungai Duyung, sungai Remu, sungai Klagison, sungai Kwaliki, sungai Klasaman dan sungai Klablim.

Luas Kota Sorong

Kota Sorong terbagi menjadi lima Distrik yaitu :
Distrik Sorong Barat, Distrik Sorong Timur, Distrik Sorong, DIstrik Sorong Utara dan Distrik Sorong Kepulauan dengan Luas wilayah 1.105 Km2.

Keadan Iklim

Dengan Posisi Kota Sorong dibawah garis Katulistiwa, Suhu sepanjang tahun tidak banyak bervariasi. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi dan Geofisika di Stasion Jefman pada ketinggian 3 meter diatas permukaan laut, Suhu udara minimum di Kota Sorong sekitar 23.1'Celcius dan Suhu udara Maksimum sekitar 33.7' Celcius. Curah hujan tercatat 2.911 mm, curah hujan cukup merata sepanjang tahun,banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9-27 hari dan kelembaban udara tercatat 84%

Perekonomian kegiatan perekonomian

Kegiatan perekonomian yang ada
Masyarakat pedalaman Irian Jaya pada umumnya masih dalam taraf kegiatan mencari/memenuhi kebutuhan makanan untuk sendiri/keluarga sendiri. Sebagai hasil dari berbagai aktivitas pembangunan yang dilaksanakan, maka banyak di antara penduduk pedalaman sudah mengenal uang sebagai alat tukar ekonomis, meskipun barn pada tingkat pengenalan per-tama.
Penduduk kota di Irian Jaya makanan pokoknya adalah beras sedangkan penduduk pedalaman makanan pokoknya adalah sagu dan ubi-ubian. Penanaman padi baru dikenal di beberapa daerah, antara lain daerah Merauke dan Nabire.
Mata pencaharian utama lainnya ialah berkebun pala dan coklat terutama di daerah Fak-Fak, Manokwari dan Serui. Namun demikian hasil perkebunan ini belum dapat berkem-bang dengan baik karena sukarnya prasarana ke pusat-pusat kota dan terbatasnya sarana pemasaran.

Potensi daerah
Potensi di daerah Irian Jaya yang dapat diharapkan merupakan potensi yang sangat menguntungkan pada pengem-bangan masa depan, antara lain ialah :
1. Minyak bumi di daratan terdapat di daerah kabupaten Sorong, Fak-Fak dan Merauke, sedangkan minyak bumi lepas pantai terdapat di sekitar Kepala Burung dan pantai selatan Irian Jaya.
2. Nikel di kepulauan sekitar Sarong, terutama di pulau Gag, Waigeo, serta di pegunungan Cyclop di Kabupaten Jaya- pura.
3. Tembaga di Kabupaten Fak-Fak.
4. Kayu pada umumnya semua daerah Irian Jaya.
5. Ikan tongkol dan udang di sekitar pantai utara dan selatan.
Pada umumnya potensi ini pada saat sekarang baru dalam taraf eksplorasi, kecuali tambang tembaga di daerah Kokonao Kabupaten Fak-Fak hasil pertambangan ini sudah di ekspor.

MASALAH.
Tingkat sosial budaya
Lebih 50% penduduk Irian Jaya berada di daerah pedalaman yang terisolir dan hidup berkelompok kecil dan terpencar. Tingkat sosial budaya dan pendidikannya sangat se-derhana.

Prasarana perhubungan
Masalah perhubungan masih merupakan penghambat utama. Sebagian besar kota di Irian Jaya berada di daerah pantai dan tidak ada jaringan jalan antar kota. Angkutan hanya mungkin dengan melalui laut dan udara. Jaringan hubungan darat antara daerah perkotaan dan wilayah pedesaan masih terbatas. Sekalipun tiap kabupaten sudah memiliki lapangan terbang, tetapi beberapa di antaranya masih memerlukan reha¬bilitasi dan peningkatan. Prasarana dan sarana pelabuhan se-perti listrik, air minum dan dermaga belum dapat dikatakan memadai. Hubungan telekomunikasi antarkota dilakukan dengan SSB.
Tingkat perekonomian daerah
Sebagian besar dari kebutuhan hidup rakyat Irian Jaya di-datangkan dari daerah luar seperti beras, gula, minyak goreng dan lain-lainnya. Neraca perdagangannya sejak tahun 1950 sampai tahun 1971 menunjukkan bahwa impor lebih besar dari ekspornya, akan tetapi sejak tahun 1972 berkat adanya ekspor konsentrat tembaga dan udang maka neraca perdagangannya sudah mulai menunjukkan adanya surplus. Dari luas tanah 41.000.000 ha baru 1.200.000 ha yang telah disurvey. Tingkat perkembangan pertanian masih jauh dari yang diharapkan, dan sekitar 144.000 ha ladang digarap secara berpindah-pindah oleh rakyat setempat. Di beberapa tempat terdapat beberapa tanaman bahan ekspor seperti pala, coklat dan kopra, tetapi masalah pemasaran masih merupakan masalah yang sulit karena sukarnya perhubungan ke daerah pemasaran di pusat-pusat kota.

Tenaga kerja
Masalah lain yang dihadapi oleh daerah ini ialah terbatasnya tenaga kerja. Tenaga-kasar sebagian besar datang dari luar daerah, karena sebagian besar penduduk Irian Jaya belum mempunyai pengalaman kerja, untuk dapat diikutsertakan dalam pelaksanaan pembangunan.

Kesehatan
Rakyat pedalaman Irian Jaya pada umumnya belum mengenal pemeliharaan kesehatan secara medis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar