Senin, 18 April 2011

Perekonomian Pulau Sulawesi (perekonomian Indonesia)

Sulawesi adalah pulau terbesar dan terpenting di kawasan Wallace, suatu wilayah unik di dunia, tempat bercampurnya tumbuhan dan hewan dari Asia dan Australia. Sebagai akibat peralihan antara Paparan Sunda dan Sahul maka Sulawesi memiliki kekayaan flora dan fauna yang melimpah. Menurut Whitten et al. (1987), Sebanyak 27 suku, 40 marga, dan 76 jenis pohon dinyatakan endemik di Sulawesi. Data terakhir khusus tentang tumbuhan berkayu di Sulawesi disebutkan adanya 120 suku dari sekitar 13.000 spesimen herbarium (Keβler, 2000). Kelompok suku yang terbanyak ditemukan secara berurutan adalah Euphorbiaceae, Rubiaceae, dan Myrtaceae. Sedangkan untuk jenis anggrek menurut Schlechter (1925) dalam Yuzammi dan Hidayat (2002), tercatat sekitar 253 jenis yang tumbuh di Sulawesi.

KEADAAN GEOGRAFIS SULAWESI SELATAN

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12′ – 8° Lintang Selatan dan 116°48′ – 122°36′ Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makasar di barat dan Laut Fores di selatan. Sulawesi merupakan pulau terbesar keempat di Indonesia setelah Papua, Kalimantan dan Sumatera. Pulau tersebut mempunyai wilayah seluas 188.522,36 km² (atau sekitar 9,87% dari total luas daratan nusantara). Secara geografis wilayah Sulawesi menjadi wilayah terluar sebelah utara NKRI, berbatasan dengan Filipina. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan sebelah timur berbatasan dengan Maluku. Menurut Undang-Undang pembentukannya Pulau Sulawesi adalah kesatuan fungsional wilayah geografis dan ekosistem yang mencakup wilayah darat, laut dan udara termasuk ruang di dalam bumi yang menjadi bagian dari Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari keenam provinsi yang ada, Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar dengan luas wilayah daratan 61.841,29 km2 dan luas laut mencapai 189.480 km2 yang mencakup semenanjung bagian Timur dan sebagian semenanjung bagian Utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo.

Secara umum, topografi Sulawesi bergunung-gunung dengan sungai-sungai deras yang membelah di antara lembah-lembah sempitnya. Sebagian besar daratan berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter dari permukaan laut.

KEPENDUDUKAN SULAWESI SELATAN

Penduduk Makassar kebanyakan dari Suku Makassar, sisanya berasal dari suku Bugis, Toraja, Mandar, China, Jawa dan sebagainya. Jumlah penduduk di Pulau Sulawesi terus meningkat dari waktu ke waktu. Populasi penduduk di Pulau Sulawesi meningkat dari sekitar 8.5 juta (tahun 1971) menjadi sekitar 16 juta jiwa (tahun 2006). Pada tahun 2006, persentase jumlah penduduk di Pulau Sulawesi sekitar 7% dari total penduduk nasional. Ditinjau dari luas wilayah dan jumlah penduduknya, maka dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di Pulau Sulawesi masih tergolong rendah. Jika ditinjau dari laju pertumbuhan penduduk Sulawesi dalam tiga periode secara umum berfluktuasi. Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mengalami penurunan laju pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan pada periode 2000-2005, dan periode 2006 – 2007 mengalami peningkatan kembali. Sementara untukprovinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo, mengalami laju petumbuhan yang meningkat pada periode 2000-2005 lalu menurun pada periode 2006-2007. Sedangkan untuk provinsi Sulawesi Barat terus mengalami tren laju pertumbuhan yang terus meningkat. Jika dilihat dari peringkatnya, Provinsi Gorontalo dalam dua periode terakhir menorehkan diri sebagai provinsi dengan laju pertumbuhan tertinggi. Kondisi ketenagakerjaan dapat digambarkan dengan menunjukkan penduduk usia kerja yang menjadi angkatan kerja, dan selanjutnya dari jumlah angkatan kerja yang ada tersebut ada berapa banyak jumlah penduduk yang bekerja. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki jumlah angkatan kerja sekaligus jumlah pengangguran terbuka terbesar, sedangkan Sulawesi Barat, selaku provinsi baru, memiliki jumlah angkatan kerja sekaligus jumlah pengangguran terkecil. Sementara itu, jika dilihat dari persen angkatan kerja yang bekerja, provinsi Sulawesi Barat memiliki persen angkatan kerja terbesar sebesar 94.55%, dan yang terkecil adalah provinsi Sulawesi Utara sebesar 87.65%. Hal ini menunjukkan kecenderungan ketrsediaan lapangan kerja yang sebanding dengan jumlah angkatan kerja. Kondisi di setiap provinsi menujukkan kecenderungan penurunan jumlah pengangguran terbuka periode 2006-2008. Provinsi dengan jumlah pengangguran terbuka paling besar tahun 2008 adalah Provinsi Sulawesi Utara sebesar 12.35%, diikuti Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 10.49%. Provinsi Sulawesi Barat memiliki jumlah pengangguran terbuka paling sedikit, yaitu 5.68%. Penurunan cukup signifikan dari jumlah pengangguran terbuka ini terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana dari kondisi tahun 2006 sebesar 9.67% menjadi 6.05% pada tahun 2008 atau terdapat penurunan sekitar 3.62%. Sedangkan Provinsi Gorontalo cenderung tetap jumlah pengannguran terbukanya pada periode tahun 2006-2008 karena hanya berhasil menurunkan sebesar 0.58%. Data penduduk di Sulawesi berdasarkan lapangan kerja utamanya tahun 2007, menunjukkan bahwa sebesar 53.98% penduduk Sulawesi bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. Lapangan kerja berikutnya di bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel sebesar 16.85% dan di bidang jasa kemasyarakatan sebesar 11,52%. Lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja terkecil yaitu lapangan kerja di bidang listrik, gas dan air sebesar 0.15%.

Dengan luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sekitar 45.764,53 kilo meter persegi yang didiami oleh 8.032.551 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebanyak 176 orang per kilo meter persegi.

Kabupaten yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Makassar yakni sebanyak 7.620 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara yakni masing-masing sebanyak 35 orang dan 38 orang per kilo meter persegi.

Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,17 persen.

KONDISI BUDAYA SULAWESI SELATAN

Banyak etnis dan bahasa daerah digunakan masyarakat Sulawesi Selatan, namun etnis paling dominan sekaligus bahasa paling umum digunakan adalah Makassar, Bugis dan Toraja. Salah satu kebudayaan yang terkenal hingga ke mancanegara adalah budaya dan adat Tana Toraja yang khas dan menarik. Salah satu upacara adat di Tanah Toraja (Tator) adalah upacara Rambu Solo (upacara

berduka/ kematian) yang merupakan upacara besar sebagai ungkapan dukacita. Sedangkan dikalangan masyarakat Bugis terdapat falsafah hidup “Aja Muamelo Ribetta Makkala’ Ricappa’na Letengnge”, yang berarti masyarakat menanti dengan penuh harap pemimpin pemerintahan yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat mendahului orang lain dengan penuh keberanian meskipun menghadapi tantangan berat. Ada pula falsafah “Namo maega Pabbisena, Nabongngo Pollopina, Teawa Nalureng”. Maksudnya biar banyak pendayungnya tetapi juru mudinya tidak mahir, saya tidak mau menumpangi perahu itu. Dengan kata lain, falsafah ini mengajarkan jika terdapat pemimpin yang tidak cerdas, selayaknya dia tidak diikuti walaupun banyak punggawanya.

MATA PENCAHARIAN SULAWESI SELATAN

Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.

PARIWISATA SULAWESI SELATAN

Pariwisata, yang merupakan salah satu sektor potensial bagi penerimaan PAD di Sulsel, ternyata sangat mungkin dikembangkan lebih optimal lagi. Daerah Sulsel mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya, termasuk wisata sejarah yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana Toraja dan Polewali Mamasa. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini.

Tetapi, potensi itu hanya dapat berkembang jika digarap secara lebih profesional, sehingga memiliki daya tarik yang besar baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Untuk meningkatkan pembangunan pariwisata di Sulsel, perlu dibangun sarana dan prasarana seperti jalan raya, transportasi (darat, laut, udara); dan hotel, yang dapat mendorong pe¬ningkatan kemajuan di bidang pariwisata di daerah ini. Jika sarana dan prasarana yang baik itu sudah da¬pat disediakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa para investor asing dan domestik akan berminat untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata dan hiburan ini. Ini artinya, potensi sektor pariwisata yang ada di Sulawesi Selatan akan berkembang secara lebih optimal.

Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai peluang yang sangat menjanjikan untuk memperluas jaringan perdagangan dengan propinsi lain, termasuk memperluas jaringan ekspor dengan luar negeri, mengingat kemajuan iptek, khususnya teknologi bidang informatika dan telekomunikasi, yang sangat pesat. Selain itu, letak geografis Sulsel sangat strategis, yakni di persimpangan jalur transportasi laut internasional. Tetapi, semuanya itu kembali pada SDM dan investasi modal yang ada di daerah ini.

Objek-objek wisata yang terdapat di Sulawesi Selatan :

* Pantai Bira
* Pantai Losari
* Pulau Kayangan
* Pulau Samalona
* Tana Toraja
* Danau Tempe
* Taman Prasejarah Leang Leang
* Bantimurung
* Danau Matano

Sumber :

http://www.facebook.com/pages/Sulawesi-Selatan/104045249633330

klhs_raperpres_rtr_pulau_sulawesi.pdf

1 komentar: