Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah pada 2011 akan tetap stabil, namun dibandingkan 2010 ada kecenderungan melemah. "BI memprediksi nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran 9.200-9.600 dengan kecenderungan bias ke atas," ujar Pejabat Sementara Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (1/6/2010) malam.
Darmin menambahkan dengan prediksi itu, asumsi rata-rata nilai tukar rupiah yang digunakan pemerintah yakni dalam kisaran Rp 9.100 hingga Rp 9.400 per dollar AS masih cukup realistis untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun Anggaran 2011. "Secara umum asumsi pemerintah itu juga masih dalam kisaran proyeksi nilai tukar BI," ujarnya.
Menurut dia, perkembangan harga komoditas internasional pada 2011 akan memengaruhi perkembangan harga domestik yang berbeda dengan 2010. Dalam kondisi itu, kecenderungan kenaikan harga komoditas internasional masih dapat diimbangi oleh kecenderungan nilai tukar. "Untuk itu, dengan prospek nilai tukar cenderung melemah 2011, dampak kenaikan harga komoditas internasional terhadap harga domestik menjadi lebih tinggi," ujarnya.
Sementara, terkait suku bunga SBI 3 bulan, Darmin mengatakan asumsi rata-rata suku bunga SBI 3 bulan pada 2011 dapat mencapai 6,5 hingga 7 persen dan angka itu tidak jauh berbeda dengan perkiraan SBI Pemerintah sebesar 6,3 sampai 6,7 persen.
Ia mengatakan suku bunga rata-rata SBI, telah dilakukan dengan mempertimbangkan prospek ekonomi pada 2011 yang semakin baik diikuti oleh kecenderungan peningkatan tekanan inflasi.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/02/01281492/Rupiah.Tetap.Stabil..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar