Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan bahwa kondisi fiskal saat ini terjaga dan fondasi makroekonomi kuat meski dampak krisis di Eropa, khususnya Yunani, tetap harus diwaspadai. "Budget sustanaible, sumber penerimaan APBN masih bagus di mana realisasi penerimaan pajak mencapai sekitar 32 persen," kata Agus di Jakarta, Selasa (25/5/2010) malam.
Menurut dia, keamanan APBN itu juga didukung oleh fasilitas pinjaman siaga yang diberikan pihak asing kepada Indonesia. "Masih ada standby loan, sementara posisi utang hanya 26 persen dari PDB. Cadangan devisa juga cukup besar mencapai 71 miliar dollar AS dibanding beberapa tahun lalu yang hanya 50 miliar dollar AS," katanya.
Agus mengakui, dampak krisis Yunani memang harus tetap diwaspadai terhadap perekonomian nasional. "Implikasi dalam bidang perdagangan kepada Indonesia tidak besar, yang dikhawatirkan adalah kalau rating agency turunkan peringkat Yunani," katanya.
Hal itu dapat menyebabkan persepsi pasar akan risiko menjadi tinggi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun, ia menilai bahwa sektor keuangan, khususnya perbankan, yang biasanya merasakan dampak paling cepat dan besar, saat ini dalam kondisi sehat.
"Kondisi keuangan sehat, CAR perbankan baik, NPL rendah, dan likuiditas tinggi," kata Agus yang sebelumnya adalah Dirut Bank Mandiri.
Ia menyatakan optimismenya bahwa gejolak di pasar uang dan modal saat ini hanya gejolak sementara. "Waktu itu ada ketidakpastian karena Sri Mulyani mundur, sekarang sudah terisi dan ada kepastian," katanya. Ia menyebutkan, gejolak yang terjadi saat ini lebih karena pengaruh kondisi regional di mana pasar modal di wilayah lain juga mengalami koreksi.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/26/01164411/Menkeu:.Kondisi.Fiskal.Terjaga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar