Perbankan kini banyak menerapkan strategi untuk menjaring dana dari masyarakat kelas bawah. Itu dilakukan karena secara agregat, dana dan transaksi masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki akses perbankan sebenarnya cukup signifikan.
Strategi yang banyak dilakukan perbankan adalah mengembangkan produk tabungan murah tanpa biaya administrasi. Dengan produk ini, nilai tabungan tidak akan tergerus meskipun saldonya minim.
Salah satu bank yang kini gencar menghimpun dana dari masyarakat kelas bawah adalah PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk. Bekerja sama dengan World Savings Banks Institute (WSBI), BTN tengah mengembangkan sejumlah proyek mendorong minat menabung masyarakat bawah.
”Kami menggunakan alat electronic data capture yang mobile untuk menjangkau masyarakat di pelosok,” kata Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di sela pertemuan WSBI Asia Pasifik, Kamis (20/5/2010) di Kuta, Bali. BTN satu-satunya bank Indonesia yang tergabung dalam WSBI.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi menjelaskan, dengan adanya produk tabungan tanpa biaya administrasi berarti perbankan nasional kian membuka akses kepada masyarakat bawah. Diharapkan bisa menjaring 48 juta nasabah baru dari 80 juta penduduk Indonesia usia produktif yang belum punya rekening, baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat.
Iqbal juga menjelaskan, dalam pertemuan regional WSBI akan dibeberkan pengalaman bank di negara lain dalam menjaring dana masyarakat bawah.
Tak hanya menjaring dana, BTN, kata Iqbal, juga akan memacu penyaluran kredit ke sektor mikro. ”Jadi, dana yang dihimpun dari masyarakat kelas bawah juga akan disalurkan kepada mereka sebagai modal mengembangkan usaha,” kata Iqbal.
Direktur Pelaksana WSBI Chris De Noose mengatakan, tiga prinsip yang harus dipegang bank dalam membidik masyarakat bawah adalah fokus pada ritel, punya jaringan luas, dan menjadi pelopor pembangunan.
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/21/08001180/Perbankan.Bidik.Masyarakat.Bawah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar