Malam itu, di Hotel Mulia, Dian, begitu ia biasa disapa, mengenakan balutan gaun minidress hitam, menyambut para media untuk konferensi pers. Seakan tak ada rasa takut, ia menjelaskan mengenai dirinya dan koleksi yang akan ia tunjukkan di malam itu. Di bawah label Adriani pret a porter de luxe, Dian mencoba menggarap pasar yang berbeda dari label sebelumnya sudah ia miliki sejak 2007, Lilou. Merek tersebut lebih berkesan santai dan etnik, karenanya dipasarkan di Bali dan Alun Alun Grand Indonesia Shopping Town.
Koleksi Adriani yang diperagakan untuk pertama kalinya ini diberi tajuk Logic & Emotion. Dian menjelaskan bahwa ia terinspirasi dengan gadis-gadis Bond, yang tangguh dan kuat, tetapi tetap memiliki sisi kelembutan. Menurutnya, di sanalah kehebatan dari wanita. Bahwa wanita bisa memiliki sisi tangguh, lewat kecerdasan dan logika. Tetapi juga memiliki emosi yang ditunjukkan lewat kepedulian (caring), lembut, dan emosi kasih. Kedua kekuatan wanita itu digambarkan Dian dalam bentuk struktur dan potongan pakaian untuk sisi logika. Sementara untuk sisi emosi, ia menggunakan lembutnya kontur draperi, lekuk kain sifon, dan sebagainya.
Di konferensi persnya, Dian menjelaskan bahwa koleksinya ini banyak menggunakan detail-detail. Muara Bagdja, pemerhati mode yang juga bertindak sebagai koordinator media menambahkan, seraya menunjukkan pada pakaian yang dikenakan Dian, bahwa koleksi-koleksi Dian banyak yang menggunakan detail rumit, dan untuk bisa "menikmati"nya, harus memerhatikan langsung dari dekat. Malam itu, koleksi Adriani memang terlihat banyak menggunakan detail yang cukup rumit. Dari garis-garis sambungan kain yang mencipta corak tersendiri, potongan cut out, draperi, hingga lipatan-lipatan kain yang membentuk tekstur seperti sisik ikan.
"Menurut saya, label Adriani memiliki dua hal yang menarik, yakni Dian adalah bagian dari gelombang baru desainer-desainer baru Indonesia yang terus menggulirkan dunia mode yang terus berkembang. Juga, bahwa ia meluncurkan koleksi siap pakainya ini dalam bentuk yang eksklusif, dalam arti dengan jumlah terbatas, dan tidak massal," terang Muara Bagdja, di kesempatan yang sama.
Dian bertutur bahwa ia bangga akan kemajuan dunia mode di Indonesia, khususnya selama 5 tahun terakhir ini. Menurutnya, sudah banyak desainer Indonesia yang berani keluar dari "pakem" payet, kristal, dan manik-manik. Bahwa semakin banyak yang mulai bergerak dengan desain-desain yang sifatnya konstruksi, teknik jahit, dan permainan detail.
"Koleksi siap pakai Adriani pret a porter de luxe, untuk sementara ini bisa didapatkan di butik Gaya, Plaza Indonesia lantai 2. Namun, ke depannya kami akan mencoba merambah ke department store lainnya," terang Maharani Puteri, brand manager Adriani.
Sumber:
http://female.kompas.com/read/xml/2010/04/08/10401476/Wujud.Perpaduan.Logika.dan.Emosi.di.Mata.Adriani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar